Tanggal: 25 Desember 2025
Perayaan: HARI RAYA NATAL
Warna Liturgi: Putih
📖 Bacaan Pertama
Yes. 52:7-10
Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: “Allahmu itu Raja!”
Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau: mereka bersama-sama bersorak-sorai. Sebab dengan mata kepala sendiri mereka melihat bagaimana TUHAN kembali ke Sion.
Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama-sama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab TUHAN telah menghibur umat-Nya, telah menebus Yerusalem.
TUHAN telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang dari Allah kita.
🎵 Mazmur Tanggapan
Mazmur. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.
Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.
Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!
Bermazmurlah bagi TUHAN dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu yang nyaring,
dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-soraklah di hadapan Raja, yakni TUHAN!
📖 Bacaan Kedua
Ibr. 1:1-6
Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi,
maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: “Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?” dan “Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?”
Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: “Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.”
✝️ Bacaan Injil
Yoh. 1:1-18
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: “Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.”
Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
💭 Renungan
Sumber: Ziarah Batin 2025, OBOR Indonesia
Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;
ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.
Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik.
Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya.
Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu.
Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak.
Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.
Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.
Renungan Harian Hari Ini dan Injil 25 Desember 2025
Selamat Natal! Pada hari yang penuh rahmat ini, kita merayakan misteri Inkarnasi, kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus ke dalam dunia. Injil Yohanes, dalam prolognya yang indah, membawa kita kembali ke awal mula segala sesuatu, kepada Firman Allah yang kekal, yang menjadi manusia.
“Pada mulanya adalah Firman: Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Kata-kata ini menyatakan keilahian Yesus, bahwa la adalah Allah sejati dari Allah sejati setara dengan Bapa dalam segala hal.
Firman, yang melalui-Nya segala sesuatu diciptakan, datang ke dalam dunia yang telah diciptakan-Nya. “la telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.”
Namun, itulah pemberian diri Allah. Dalam lnkarnasi, Allah berkenan menjadi satu dengan kita. Allah yang tidak terbatas memilih untuk membatasi diri dalam rupa manusia agar kita bisa mengenal-Nya lebih dekat.
Melalui kelahiran dan seluruh hidup Yesus, kita telah menerima kasih karunia demi kasih karunia, pengampunan dosa dan hidup yang kekal. Yesus datang dan memperlihatkan kepada kita wajah Allah yang penuh kasih.
Marilah kita merenungkan misteri Inkarnasi yang menakjubkan ini dan membiarkannya mengubah hidup kita. Hidup dalam era digital ini, kita begitu terhubung, namun ironisnya, sering kali kita merasa kesepian.
Kita dibanjiri informasi, tetapi haus akan makna sejati. Kita mengejar kemajuan teknologi, tetapi merindukan kedamaian hati.
Seperti halnya algoritma yang tak henti-hentinya belajar dan beradaptasi, kasih Allah dalam diri Yesus juga senantiasa mencari dan menyapa kita, di mana pun kita berada – di balik layar gawai, di tengah hiruk-pikuk pekerjaan atau dalam kesendirian kita.
Natal mengajak kita untuk hening sejenak, untuk mematikan notifikasi, dan membuka hati bagi kehadiran-Nya. Seperti para gembala yang sederhana, marilah kita datang dengan kerendahan hati, tanpa topeng digital yang biasa kita kenakan.
Yesus menawarkan koneksi yang tak pernah putus, informasi yang membebaskan, dan pembaruan yang sejati. la adalah terang yang tak pernah padam, bahkan di tengah hiruk-pikuk dan banjir informasi ini.
🤖 Ringkasan & Refleksi (AI)
Dalam bacaan pertama dari Yesaya, kita diajak untuk merenungkan kedatangan pembawa berita baik yang mengabarkan damai dan keselamatan. Ini mencerminkan harapan umat Allah yang merindukan kehadiran-Nya di tengah kesulitan dan penderitaan. Melalui penghiburan yang dibawa oleh Tuhan, kita diingatkan bahwa Allah menginginkan hubungan yang akrab dengan umat-Nya, menjadikan kita sebagai saksi akan kasih dan kebaikan-Nya di dunia ini.
Injil Yohanes mengungkapkan misteri Inkarnasi, di mana Firman yang kekal menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Ini adalah pernyataan mendalam tentang kasih Allah yang tidak terbatas, yang memilih untuk membatasi diri-Nya agar kita bisa mengenal-Nya lebih dekat. Dalam kehidupan sehari-hari yang dipenuhi dengan kesibukan dan kebisingan, kita sering kali kehilangan momen untuk hening dan merenung. Natal mengingatkan kita untuk mengundang kehadiran Yesus ke dalam setiap aspek kehidupan kita, baik dalam suka maupun duka.
Kehadiran Yesus mengajak kita untuk merenungkan nilai-nilai yang lebih dalam daripada sekadar informasi dan kemajuan teknologi. Seperti yang terlihat dalam renungan, kita sering terputus dari makna sejati di tengah kemajuan dunia digital. Yesus adalah terang yang membimbing kita keluar dari kegelapan, memberikan kita harapan dan pengharapan yang sejati. Melalui Natal, kita diajak untuk menghentikan sejenak rutinitas, merendahkan hati, dan membuka diri untuk menerima kasih karunia yang ditawarkan oleh-Nya, sehingga kita dapat hidup dalam kedamaian dan keadilan yang berasal dari-Nya.
🙏 Doa
Ibu, Bapak, dan Saudara-saudari terkasih, marilah kita menutup permenungan Natal ini dengan hati yang hening dan penuh syukur. Di tengah gemerlap perayaan dan kesibukan hidup modern, semoga kita memberi ruang bagi misteri Inkarnasi untuk menyentuh batin terdalam, agar kelahiran Sang Firman sungguh memperbarui cara kita hidup, mencinta, dan berharap.
Bapa, kami bersyukur penuh atas Firman yang menjadi manusia dan tinggal di antara kami. Di tengah dunia yang sering bising oleh informasi dan tuntutan, Engkau hadirkan kembali makna sejati hidup. Biarlah kasih karunia yang mengalir dari palungan menenangkan hati yang gelisah dan memulihkan kerinduan akan kedamaian sejati.
Terang Natal yang bersinar dalam kegelapan kiranya menerangi langkah kami di era digital ini. Saat relasi terasa dangkal dan kesepian menyelinap, tanamkan kesadaran bahwa kami tidak pernah sendirian. Semoga kehadiran Kristus menuntun kami menggunakan setiap sarana hidup untuk membangun kasih dan pengharapan.
Semoga Inkarnasi yang menyatukan Allah dengan manusia semoga menggerakkan kami untuk hidup lebih manusiawi dan penuh belas kasih. Dalam keluarga, pekerjaan, dan dunia maya, jadikan hidup kami pantulan terang Kristus. Semoga Natal ini meneguhkan iman, membarui hati, dan mengutus kami menjadi pembawa damai bagi sesama. Amin.
Tuhan, semoga kelahiran-Mu di dalam hati dan hidup kami membawa damai dan sukacita bagi orang-orang yang ada di dalam kehidupan kami. Amin.
Artikel Lainnya
-
Renungan 23 Desember 2025, Kepatuhan yang Mengubah Hidup
8 menit bacaan -
Renungan 21 Desember 2025, Ketaatan dalam Ketidakpastian
9 menit bacaan -
Renungan 19 Desember 2025, Percaya pada Janji Tuhan yang Ajaib
10 menit bacaan -
Renungan 18 Desember 2025, Ketaatan dalam Ketidakpastian
7 menit bacaan -
Renungan 17 Desember 2025, Tuhan Menggunakan Yang Tak Layak
7 menit bacaan -
Renungan 16 Desember 2025, Tindakan Nyata dalam Iman
8 menit bacaan -
Renungan 15 Desember 2025, Keberanian Menghadapi Kebenaran
8 menit bacaan